Loading...
Please wait, while we are loading the content...
Similar Documents
Usulan Perbaikan Tata Letak Produksi Keripik Kentang Di Industri Kecil Menengah Bencok 26
| Content Provider | Semantic Scholar |
|---|---|
| Author | Santy, Sila |
| Copyright Year | 2012 |
| Abstract | Meningkatnya permintaan akan makanan yang berbahan baku kentang sebagai pengganti nasi menuntut produsen untuk memenuhi semua permintaan konsumen. Industri Kecil Menengah (IKM) Bencok 26 adalah salah satu produsen penghasil kentang olahan yang menghasilkan keripik kentang khas Betawi. Permintaan keripik kentang Bencok 26 semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut Industri Kecil Menengah (IKM) Bencok 26 untuk meningkatkan produksi dengan lahan yang minimum. Kelancaran dalam proses produksi adalah salah satu faktor utama agar jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana. Perancangan tata letak produksi yang baik sangat berpengaruh terhadap kelancaran dari proses produksi. Analisis tata letak fasilitas produksi pada Industri Kecil Menengah (IKM) Bencok 26 dilakukan pada perancangan tata letak produksi, sesuai dengan aliran prosesnya dan pengelompokan proses yang dapat meminimasi jarak perpindahan bahan, meminimasi biaya perpindahan bahan, pemanfaatan ruang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pekerja dalam melakukan kegiatan produksi. Permasalahan yang terdapat pada Industri Kecil Menengah (IKM) Bencok 26 adalah penempatan dan penataan ruangan yang tidak teratur dan belum sesuai dengan alur prosesnya, sehingga mengakibatkan terjadi aliran bolak-balik. Jarak ruangan yang jauh untuk melakukan kegiatan selanjutnya juga dirasa kurang efektif dan efisien. Perencanaan usulan perbaikan tata letak IKM bencok 26 menggunakan tipe tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi. Pola aliran bahan atau material yang sebaiknya diterapkan adalah pola aliran circular. Pola ini dipilih karena pintu yang terdapat pada IKM Bencok 26 hanya satu yang nantinya akan digunakan untuk bahan masuk dan keluar. Jarak total perpindahan bahan sebelum perbaikan sebesar 31,445 meter, sedangkan pada usulan perbaikan didapat jarak total perpindahan bahan sebesar 14,475 meter. Biaya total perpindahan bahan sebelum perbaikan sebesar Rp 327,805, sedangkan pada usulan perbaikan didapat ongkos total perpindahan bahan sebesar Rp 150,898. |
| File Format | PDF HTM / HTML |
| Alternate Webpage(s) | http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5552/1/Jurnal.pdf |
| Language | English |
| Access Restriction | Open |
| Content Type | Text |
| Resource Type | Article |