Loading...
Please wait, while we are loading the content...
Similar Documents
Sex Determinant Pada Rambut Manusia Melalui Analisis DNA dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
| Content Provider | Semantic Scholar |
|---|---|
| Author | Bahasuan, Nabil Yudianto, Ahmad |
| Copyright Year | 2009 |
| Abstract | Abstrak Identifikasi korban maupun tersangka pada kasus-kasus kriminalitas seperti pembunuhan, perkosaan dengan pembunuhan yang semakin hari semakin meningkat pula kuantitas maupun kualitasnya, semakin mengukuhkan eksistensi kedokteran forensik. Barang Faktor lingkungan tersebur mempengaruhi DNA mengalami degradasi atau degraded DNA. Degradasi ini bisa cepat atau lambat, hal tersebut tergantung factor yang mempengaruhi dan waktu terjadinya paparan. Kerusakan DNA daibagi menjadi 2 tipe kerusakan dari dalam, misal disebabkan oleh reactive oxygen species (ROS) dan kerusakan dari factor luar, seperti suhu, kelembaban dllbukti yang ada di TKP mempunyai peran penting dalam identifikasi, salah satu diantaranya yakni rambut. Rambut dapat digunakan dalam penentuan ras, jenis kelamin, golongan darah. Namun Sampai saat ini pemeriksaan melalui rambut sebagai bahan alternative identifikasi forensik belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemeriksaan melalui rambut sebagai bahan alternative identifikasi forensik dengan DNA Profiling Hasil penelitian ini, kadar DNA sampel penelitian yakni 20 dan ul/ml. Kadar DNA yang masih dapat digunakan dalam proses DNA profiling, menurut Notosoehardjo (1999) mensyaratkan jumlah atau kadar DNA sekitar 20 ug/ml untuk typing. Pada visualisasi elektroforesis dengan menggunakan polyacrylamide agarose composit gel yang berupa pita ditentukan apakah yang muncul 212 bp untuk amelogenin X dan 380 bp untuk amelogenin Y, dengan menarik garis pita dari sampel kearah marker 100 bp. Pada sampel nomer 1 terdapat 2 band yakni pada 212 bp dan 380 bp maka sampel nomer 1 merupakan jenis kelamin laki-laki (XY) sedangkan pada sampel nomer 2 hanya satu band yakni pada 212 bp sehingga merupakan jenis kelamin wanita (XX). Faktor exogenous dan endogenous dapat berpengaruh terhadap kadar DNA. Seperti diketahui factor lingkunagn seperti halnya kelembaban serta temperature lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kondisi DNA yang digunakan sebagai bahan identifikasi DNA di bidang forensik, sebagaimana pada pemeriksaan DNA dibidang lainnya. Rambut yang diambil dari jenasah, maka degradasi dimulai saat atau beberapa saat meninggal mengikuti proses autolysis Kata kunci Sex determinan, Amelogenin, PCR |
| File Format | PDF HTM / HTML |
| Volume Number | 11 |
| Alternate Webpage(s) | http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_503856_tpjua.pdf |
| Alternate Webpage(s) | http://journal.unair.ac.id/download-fullabstrak-5038-ikfmld1b90bfa4eabs.pdf |
| Language | English |
| Access Restriction | Open |
| Content Type | Text |
| Resource Type | Article |