Loading...
Please wait, while we are loading the content...
Similar Documents
Usulan Perbaikan Rancangan Tata Letak Mesin Menggunakan Group Technology Dengan Metode Rank Order Clustering 2 (ROC 2) (Studi Kasus Di PT.Stallion)
| Content Provider | Semantic Scholar |
|---|---|
| Author | Mandagi, Bobby Christian |
| Copyright Year | 2006 |
| Abstract | PT Stallion merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen otomotif, antara lain: brake pedal (Suzuki), pipe frame head (Suzuki), shock breaker (Showa), stay head light (Astra). PT Stallion mempunyai 3 departemen produksi, yaitu: departemen brake pedal, departemen pipe frame head, departemen multi part. Saat ini tata letak mesin di lantai produksi masih kurang baik, dimana letak mesin–mesin yang seharusnya berdekatan diletakkan berjauhan. Tata letak yang kurang baik ini menyebabkan aliran material menjadi tidak beraturan dan proses material handling menjadi lebih lama, sehingga jarak yang ditempuh material pun menjadi lebih jauh. Disamping itu, karena proses material handling ditangani oleh operator itu sendiri, maka produktivitas operator pun menjadi kurang optimal. Pembagian departemen saat ini juga kurang tepat, dimana hal ini mengakibatkan perkiraan kebutuhan jumlah mesin menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada, hal ini dapat dilihat dari tingkat penggunaan beberapa mesin yang rendah (utilisasinya rendah), terutama mesin–mesin yang digunakan dalam departemen multi part, tentu saja hal ini akan menimbulkan biaya operasional mesin yang tidak perlu. Cara untuk mengatasi permasalahan perusahaan di atas, penulis mengusulkan perbaikan tata letak mesin dengan menggunakan konsep Group Technology (GT). Dengan GT dibentuk suatu sel manufaktur, dimana setiap sel terdiri dari mesin - mesin yang akan memproses pembuatan suatu komponen yang memiliki kemiripan secara proses. Metode yang diusulkan adalah metode pembentukan sel manufaktur menggunakan metode Rank Order Clustering 2 (ROC2) yang dikembangkan oleh King dan Nakornchai (1982). Metode ROC 2 sendiri merupakan pengembangan dari metode ROC. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dihasilkan tata letak mesin usulan yang terdiri dari 4 buah sel manufaktur, dimana tiap sel manufaktur terdiri dari mesin–mesin yang digunakan untuk memproses komponen–komponen yang telah dikelompokan dalam sel tersebut. Dengan penerapan tata letak mesin usulan maka total jarak tempuh material handling per hari berkurang dari 7401,66 m menjadi 4891,773 m. Dengan ini terjadi penghematan jarak tempuh material handling sebesar 2509,887 m atau 33,9 %. Di samping itu, terjadi penghematan jumlah mesin yang dibutuhkan sebanyak 5 mesin (1 unit mesin P10T, 1 unit mesin P25T, 1 unit mesin P40T, dan 2 unit mesin P63T). Dengan berkurangnya jumlah mesin yang dibutuhkan, maka kebutuhan luas lantai produksi berkurang. Manfaat penerapan tata letak mesin usulan diatas dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menerapkan tata letak mesin usulan. Jika perusahaan menerapkan tata letak mesin usulan, maka hal yang perlu diperhatikan adalah waktu yang tepat untuk merubah susunan mesin saat ini, sehingga proses produksi tidak terganggu. Penulis menyarankan agar perubahan susunan mesin dilakukan pada waktu libur, sehingga tidak mengganggu proses produksi. |
| File Format | PDF HTM / HTML |
| Alternate Webpage(s) | https://repository.maranatha.edu/4483/10/0223068_Journal%20.pdf |
| Language | English |
| Access Restriction | Open |
| Content Type | Text |
| Resource Type | Article |